Kenapa Banyak Orang Ogah Penerbangan Transit, Meski Tiketnya Lebih Murah?

Avatar photo

Aditya

Kenapa Banyak Orang Ogah Penerbangan Transit, Meski Tiketnya Lebih Murah?

Dalam dunia perjalanan udara, tiket murah tentu jadi incaran banyak orang. Tak heran, penerbangan transit sering kali jadi pilihan karena harganya bisa jauh lebih terjangkau dibanding penerbangan langsung.

Namun, meski selisih harga bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, banyak traveler justru menghindari penerbangan transit. Lho, kenapa bisa begitu?

Ternyata, harga murah bukan satu-satunya faktor penentu kenyamanan dan efisiensi dalam perjalanan. Berikut ini adalah alasan lengkap kenapa penerbangan transit sering kali ditinggalkan meskipun terlihat lebih hemat di awal.

Promo Shopee Terbaru

1. Durasi Perjalanan yang Jauh Lebih Lama

Penerbangan transit hampir selalu memakan waktu lebih lama dibanding penerbangan langsung.

Contohnya, rute Jakarta–Bangkok yang biasanya 4 jam bisa menjadi 10–12 jam jika harus transit di Kuala Lumpur atau Singapura.

Beberapa alasan kenapa transit memperlama waktu perjalanan:

  • Harus menunggu beberapa jam di bandara transit (layover)
  • Waktu boarding dan proses imigrasi dua kali
  • Potensi delay di penerbangan pertama yang memperlambat keseluruhan perjalanan

Bagi traveler dengan waktu terbatas, seperti pebisnis atau pelancong akhir pekan, waktu adalah hal yang sangat berharga.

Semakin cepat sampai, semakin baik.

2. Risiko Ketinggalan Pesawat Lanjutan

Penerbangan transit berarti kamu harus mengandalkan dua atau lebih pesawat untuk sampai ke tujuan akhir.

Promo Tokopedia Terbaru

Kalau pesawat pertama delay, risiko ketinggalan connecting flight jadi sangat besar. Ini bisa menyebabkan:

  • Biaya tambahan untuk beli tiket baru
  • Harus menginap semalam di kota transit
  • Kehilangan waktu penting (meeting, acara, itinerary liburan)

Meskipun beberapa maskapai menawarkan penggantian atau pengaturan ulang jadwal, prosesnya bisa memakan waktu dan menguras energi.

Belum lagi jika maskapai pertama dan kedua berbeda operator – tidak semua menyediakan perlindungan atau kompensasi.

Baca Juga:  12 Jenis Mobil Rental Paling Populer untuk Liburan dan Perjalanan Bisnis

3. Ribet Urus Bagasi, Terutama di Rute Internasional

Pada rute domestik yang satu maskapai, bagasi biasanya otomatis diteruskan. Tapi pada rute internasional, terutama jika:

  • Transit di negara dengan aturan bea cukai ketat
  • Menggunakan maskapai berbeda
  • Mengganti bandara selama transit

Kamu mungkin harus mengambil bagasi, lewat bea cukai, dan check-in ulang. Ini melelahkan, apalagi jika:

  • Bawa banyak barang
  • Liburan bareng keluarga atau anak kecil
  • Nggak familiar dengan bandara transit

Ada juga risiko bagasi tertinggal atau tertukar, yang bisa bikin stres selama liburan.

4. Kelelahan Fisik dan Mental

Transit membuat perjalanan jadi tidak efisien dan menyita energi, karena:

  • Harus berpindah-pindah gate
  • Duduk berjam-jam di bandara
  • Sering kali tidak bisa tidur nyenyak
  • Jet lag karena zona waktu berbeda

Kelelahan ini bisa berdampak langsung pada kondisi tubuh saat sampai tujuan.

Bayangkan, baru mendarat tapi sudah capek berat – mau jalan-jalan atau kerja pun jadi nggak semangat.

5. Tidak Ramah untuk Lansia, Anak-Anak, dan Ibu Hamil

Transit bisa jadi tantangan besar bagi:

  • Lansia yang tidak kuat berjalan jauh
  • Anak-anak yang mudah bosan
  • Ibu hamil yang butuh kenyamanan ekstra
  • Penumpang disabilitas

Proses naik-turun pesawat dua kali, antrian panjang, dan waktu tunggu lama bisa bikin kelelahan yang tidak perlu.

Dalam kasus ini, kenyamanan jadi jauh lebih penting daripada sekadar menghemat biaya tiket.

6. Transit Bisa Berisiko Jika Tidak Familiar dengan Bandara

Bandara besar seperti Doha, Dubai, atau Changi mungkin terlihat modern dan canggih, tapi kalau kamu belum pernah ke sana, mencari gate atau terminal yang benar bisa membingungkan.

Ada juga bandara yang tidak punya sistem informasi ramah wisatawan:

  • Papan penunjuk tidak lengkap atau pakai bahasa lokal
  • Staf tidak semua bisa bahasa Inggris
  • Jarak antar terminal terlalu jauh tanpa shuttle yang efisien
Baca Juga:  10 Tips Memilih Rental Mobil Aman agar Liburan Lebih Nyaman

Kesalahan kecil seperti salah terminal bisa menyebabkan kamu kehilangan pesawat lanjutan.

7. Ketidaknyamanan di Bandara Transit

Tidak semua bandara transit punya fasilitas lengkap. Kadang, kamu harus:

  • Duduk berjam-jam tanpa colokan listrik
  • Tidak ada tempat tidur atau ruang istirahat
  • Toilet yang kurang bersih
  • Tidak ada akses lounge jika kamu bukan penumpang bisnis

Beberapa penumpang bahkan harus tidur di lantai, berbagi bangku tunggu, atau tidak mendapatkan makanan selama masa transit yang lama.

Jadi, Apakah Transit Selalu Buruk?

Tidak juga. Penerbangan transit bisa jadi solusi ekonomis buat traveler yang:

  • Punya waktu luang
  • Ingin mengeksplor dua kota sekaligus (jika long layover)
  • Sedang hemat anggaran

Bahkan, ada maskapai yang menawarkan layover gratis dengan hotel & city tour, seperti:

  • Qatar Airways (Doha)
  • Emirates (Dubai)
  • Turkish Airlines (Istanbul)

Tapi jika kenyamanan, efisiensi, dan minim drama adalah prioritas, penerbangan langsung adalah pilihan terbaik, meskipun sedikit lebih mahal.

Meski tiket transit menawarkan harga yang lebih murah, banyak orang tetap memilih penerbangan langsung karena:

  • Waktu lebih singkat
  • Minim risiko keterlambatan
  • Tidak ribet urus bagasi
  • Lebih nyaman dan aman, terutama bagi kelompok penumpang tertentu

Karena pada akhirnya, kenyamanan dan efisiensi dalam perjalanan sering kali lebih bernilai daripada penghematan harga tiket.

Rekomendasi